Sekilas Sejarah dan Teknik Panahan

Sekilas Sejarah dan Teknik Panahan


Sumber foto
Panahan adalah olahraga yang sudah ada sejak dahulu kala. Panahan juga merupakan salah satu olahraga yang disunnahkan untuk dikuasai oleh umat muslim. Pada zaman pra aksara panah digunakan untuk perburuan, tetapi saat ini panah lebih cenderung digunakan sebagai sarana olahraga. Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.

Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago. Salah satu kejuaraan panahan pertama yang pernah diselenggarakan di Indonesia adalah pada Pekan Olahraga Nasional atau PON I 8-12 September 1948 di Solo, Jawa Tengah. 
Atlet panahan yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan membawa medali perak pada pertandingan musim panas Olympic di seoul pada 1988 silam adalah Nurfitriyana SaimanLilies Handayani dan Kusuma Wardhani di bawah bimbingan atlet panahan senior Donald Pandiangan. Mereka dikenal dengan nama 3 srikandi.

Setelah mengenal sekilas tentang sejarah panahan berikut adalah teknik dasar panahan:
1. Sikap Berdiri (Stand)
Ada empat macam sikap berdiri dalam olahraga panahan, yaitu open stand, square stand, colse stand dan oblique stand. Akan tetapi yang paling banyak digunakan oleh pemanah pemula adalah sikap sejajar atau square stand.
Teknik pada square stand adalah posisi kaki terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembok. Bagi kamu yang baru belajar teknik dasar memanah, sebaiknya menggunakan sikap square stand selama 1-2 tahun. Jangan beralih ke sikap berdiri lain sebelum benar-benar menguasai teknik ini.
2. Memasang Ekor Panah (Nocking)
Teknik memasang ekor panah termasuk teknik kunci dalam olahraga panahan, karena bila salah penempatan sedikit saja bisa menjadi fatal.

3. Mengangkat Lengan Busur (Extend)
Hal yang harus diperhatikan dalam mengangkat lengan busur adalah lengan pemanah harus rileks, tali ditarik dengan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
 
4. Menarik Tali Busur (Drawing)
Teknik ini adalah gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir atau hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan tangan penarik tali di dagu.


5. Menjangkarkan Lengan Penarik (Anchoring)
Yaitu gerakan menjangkarkan tangan pemanah pada bagian dagu. Yang perlu diperhatikan adalah tempat penjangkaran tangan penarik tali harus tetap sama dan kuat menempel di bawah dagu.

6. Menahan Sikap Panahan (Tighten)
Teknik tighten adalah teknik menahan sikap panahan beberapa saat setelah anchoring dan sebelum anak panah dilepas.


7. Membidik (Aining)
Dalam membidik target, seorang pemanah dituntut untuk fokus dan hanya melihat pada targetnya, sebelum anak panah dilepas dari busurnya.


8. Melepas Tali/Panah (Release)
Cara melepas panah yang baik adalah dengan cara merilekskan jari-jari pemanah.


9. Menahan Sikap Panahan (After Hold)
Adalah sikap untuk diam beberapa saat setelah anak panah meninggalkan busur. Teknik ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan gerak panahan yang dilakukan.

0 komentar:

Posting Komentar