Welcome!

The History of the Bow and Arrow is the History of Mankind
Peraturan 
Nomor Olahraga Panahan
a. Nomor Tradisional, busur  terbuat dari kayu utuh. Olaraga yang dilakukan panahan Outdoor. Dilakukan dalam posisi duduk, target menyesuaikan.
b. Nomor Nasional,busur terbuat dari kayu dan bambu, peraturan lainnya sama dengan nomor Internasional.
c. Nomor Internasional, busur terbuat dari bahan sintesis.
Selanjutnya dibedakan lagi menurut jenis lapangannya yaitu indoor atau outdoor. Pada
nomor internasional dibedakan lagi menurut jenis busurnya yaitu nomor  recurve dan
nomor compound.
Peraturan Olahraga Panahan
Di dalam olahraga panahan terdapat beberapa Ronde panahan dan klasifikasi berdasarkan
alat diantaranya : 
1. Ronde Fita Recuve Panah buatan Amerika dan korea ini dipakai untuk standar pertandingan Panahan Internasional, bahan nya terbuat dari campuran Fiber dan Karbon dan memiliki berat sekitar 5 kg dan jarak yang dilombakan yaitu 90 meter, 70  Meter, 50 Meter, dan 30 Meter. 
2. Ronde Fita Coumpound Sama seperti Recuve hanya saja pada Coumpound terdapat roda pada sisi-sisi busur, dan pada saat ditarik itu memiliki angka Nol dan jarak yang dilombakan yaitu 90 meter, 70 Meter, 50 Meter, dan 30 Meter.  
3. Ronde Fita Nasional / Standar Bow untuk ronde ini hanya di berlakukan di Indonesia dan jarak yang diperlombakan adalah 50 Meter, 40 Meter, dan 30 Meter. ini relatif lebih ringan dibandingkan dengan Recuve dan Coumpound dan untuk pada pemula dianjurkan agar memakai ini.
4. Tradisional (Tanpa Asesoris) pada ronde ini posisi memanah dilakukan dengan posisi duduk akan tetapi pada saat ini ronde ini sudah sangat jarang sekali di pertandingkan.


Bagian Busur dan alat
  • Riser - pegangan dan tempat ditempelkannya limb dan aksesori lain.
  • Grip - bagian tempat memegang busur.
  • Arrow rest - tempat meletakkan anak panah, bisa terbuat dari bulu atau plastik.
  • Sight window - bantuan visual untuk membidik.
  • Stabilizer - mengatur keseimbangan busur sesuai keinginan pemanah dan menahan getaran saat menembak.
  • Sight - visir, untuk memperoleh bidikan yang lebih akurat.
  • Limb - menyimpan energi pegas busur. Pada busur yang lebih modern, limb dapat dengan mudah dibongkar pasang untuk ditukar, sementara busur produksi perajin lokal memberikan performa yang kurang bagus jika sering dibongkar pasang.
  • String groove - lekukan tempat tali busur dikaitkan.
  • Limb tip
  • String - mentransfer energi dari tangan pemanah ke limb atau dari limb ke anak panah. Terbuat dari material sintetis seperti Kevlar.
  • Center serving
  • Nock point - tempat anak panah diletakkan, biasanya ditandai dengan lilitan benang di atas serving.



Nama saya Jasmine dan saya adalah siswi kelas 9 di SMPIT Nurul Fikri, pada kesempatan ini saya akan menceritakan tentang pengalaman panahan saya. 
Pengalaman pertama panahan bagi saya dimulai ketika saya mengikuti kegiatan ekskul panahan di kelas 7, saat itu saya sama sekali belum serius dan sering tidak ikut latihan. Tetapi, pada kelas 8 saya mulai sering ikut latihan. Saat latihan memanah ada beberapa kendala yang biasa di temui mulai dari tangan yang sakit karena terkena tali busur, anak panah yang menyasar, dan lain-lain tapi akhirnya saya mengikuti perlombaan pertama yaitu Alix Cup. Walau belum menang, pengalaman yang dapat diambil dari kejuaraan Alix Cup sangat membantu dalam meengikuti kejuaraan selanjutnya. Selain itu, setelah mengikuti kejuaraan motivasi untuk latihan memanah menjadi meningkat agar bisa menjadi lebih baik dan dapat ikut dalam kejuaraan selanjutnya. 
Perlombaan kedua yang saya ikuti adalah Kejuaraan Depok Gemilang. Disitu saya berhasil memenangkan juara 3 beregu bersama teman saya yaitu Raudha dan Silmi. Walau peserta yang ikut tidak terlalu banyak tetapi merupakan suatu kebanggaan dapat naik ke atas podium untuk diberikan medali. 
Siswa dan siswi kelas sudah tidak diperbolehkan untuk mengikuti ekskul. Jadi, saya tidak mengikuti perlombaan panahan lagi. Tetapi, panahan menjadi materi dalam pelajaran penjas di kelas 9.

Sumber foto
Panahan adalah olahraga yang sudah ada sejak dahulu kala. Panahan juga merupakan salah satu olahraga yang disunnahkan untuk dikuasai oleh umat muslim. Pada zaman pra aksara panah digunakan untuk perburuan, tetapi saat ini panah lebih cenderung digunakan sebagai sarana olahraga. Dari catatan sejarah dapat dicatat bahwa baru pada tahun 1676, atas prakarsa Raja Charles II dari Inggris, panahan mulai dipandang sebagai suatu cabang olahraga. Dan kemudian banyak negara-negara lain yang juga menganggap panahan sebagai olahraga dan bukan lagi sebagai senjata untuk berperang.

Pada tahun 1844 di Inggris diselenggarakan perlombaan panahan kejuaraan nasional yang pertama dibawah nama GNAS (Grand National Archery Society), sedang di Amerika Seirkat menyelenggarakan kejuaraan nasionalnya yang pertama pada tahun 1879 di kota Chicago. Salah satu kejuaraan panahan pertama yang pernah diselenggarakan di Indonesia adalah pada Pekan Olahraga Nasional atau PON I 8-12 September 1948 di Solo, Jawa Tengah. 
Atlet panahan yang berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan membawa medali perak pada pertandingan musim panas Olympic di seoul pada 1988 silam adalah Nurfitriyana SaimanLilies Handayani dan Kusuma Wardhani di bawah bimbingan atlet panahan senior Donald Pandiangan. Mereka dikenal dengan nama 3 srikandi.

Setelah mengenal sekilas tentang sejarah panahan berikut adalah teknik dasar panahan:
1. Sikap Berdiri (Stand)
Ada empat macam sikap berdiri dalam olahraga panahan, yaitu open stand, square stand, colse stand dan oblique stand. Akan tetapi yang paling banyak digunakan oleh pemanah pemula adalah sikap sejajar atau square stand.
Teknik pada square stand adalah posisi kaki terbuka selebar bahu dan sejajar dengan garis tembok. Bagi kamu yang baru belajar teknik dasar memanah, sebaiknya menggunakan sikap square stand selama 1-2 tahun. Jangan beralih ke sikap berdiri lain sebelum benar-benar menguasai teknik ini.
2. Memasang Ekor Panah (Nocking)
Teknik memasang ekor panah termasuk teknik kunci dalam olahraga panahan, karena bila salah penempatan sedikit saja bisa menjadi fatal.

3. Mengangkat Lengan Busur (Extend)
Hal yang harus diperhatikan dalam mengangkat lengan busur adalah lengan pemanah harus rileks, tali ditarik dengan tiga jari yaitu jari telunjuk, jari tengah dan jari manis.
 
4. Menarik Tali Busur (Drawing)
Teknik ini adalah gerakan menarik tali sampai menyentuh dagu, bibir atau hidung. Kemudian dilanjutkan dengan menjangkarkan tangan penarik tali di dagu.


5. Menjangkarkan Lengan Penarik (Anchoring)
Yaitu gerakan menjangkarkan tangan pemanah pada bagian dagu. Yang perlu diperhatikan adalah tempat penjangkaran tangan penarik tali harus tetap sama dan kuat menempel di bawah dagu.

6. Menahan Sikap Panahan (Tighten)
Teknik tighten adalah teknik menahan sikap panahan beberapa saat setelah anchoring dan sebelum anak panah dilepas.


7. Membidik (Aining)
Dalam membidik target, seorang pemanah dituntut untuk fokus dan hanya melihat pada targetnya, sebelum anak panah dilepas dari busurnya.


8. Melepas Tali/Panah (Release)
Cara melepas panah yang baik adalah dengan cara merilekskan jari-jari pemanah.


9. Menahan Sikap Panahan (After Hold)
Adalah sikap untuk diam beberapa saat setelah anak panah meninggalkan busur. Teknik ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan gerak panahan yang dilakukan.